Tegal
Kota, Shalat berjamaah merupakan syi'ar islam yang sangat agung, menyerupai
shafnya malaikat ketika mereka beribadah, dan ibarat pasukan dalam suatu
peperangan, ia merupakan sebab terjalinnya saling mencintai sesama muslim,
saling mengenal, saling mengasihi, saling menyayangi, menampakkan kekuatan, dan
kesatuan.
Allah
menysyari'atkan bagi umat islam berkumpul pada waktu-waktu tertentu, di
antaranya ada yang setiap satu hari satu malam seperti shalat lima waktu, ada
yang satu kali dalam seminggu, seperti shalat jum'at, ada yang satu tahun dua
kali di setiap Negara seperti dua hari raya, dan ada yang satu kali dalam
setahun bagi umat islam keseluruhan seperti wukuf di arafah, ada pula yang
dilakukan pada kondisi tertentu seperti shalat istisqa' dan shalat kusuf.
Kemudian
menginggat banyaknya keutamaan dalam pelaksanaan Sholat berjamaah serta sebagai
upaya pembinaan personel terutama mental dan rohani termasuk memakmurkan
masjid-masjid dan tempat ibadah , Kapolres Tegal Kota AKBP Bharata Indrayana,
SIK bersama Jajaran Polres Tegal Kota berupaya menggiatkan kegiatan tersebut
yakni menjalankan ibadah baik di masjid Mapolres maupun dalam pelaksanaan
Safari Sholat Subhuh bersama warga masyarakat lainnya.
Dari
Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Shalat seseorang dengan
berjamaah itu dilipatkan dua puluh lima lipat atas shalat sendiri yang
dikerjakan di rumah atau di pasar. Hal itu apabila ia berwudlu dengan sempurna
kemudian keluar menuju ke masjid dengan niat hanya untuk shalat, maka setiap
kali ia melangkah derajatnya dinaikkan dan dan kesalahan [dosa]nya diturunkan.
Lalu ketika ia melakukan shalat, malaikat senantiasa memohonkan ampunan dan
rahmat untuknya, selama ia masih tetap berada di tempat shalatnya dan tidak
berhadats. Malaikat berdoa: “Ya Allah, ampunilah dia. ya Allah rahmatilah dia.”
dan tetap dianggap dalam shalat [mendapat pahala seperti itu], selama ia
menanti shalat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari
Abu Hurairah ra. ia berkata: Ada seorang buta dating kepada Nabi saw. dan ia
berkata: “Wahai Rasulallah, tidak ada seorangpun yang menuntun saya untuk
datang ke masjid.” Kemudian ia minta keringanan kepada beliau agar
diperkenankan shalat di rumahnya. Maka beliaupun mengizinkannya, tetapi ketika
ia bangkit hendak pulang, beliau bertanya kepadanya: “Apakah kamu mendengar
adzan?” Ia menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Kamu harus datang ke masjid.” (HR
Muslim)
Dari
Abdullah, ada yang memanggilnya dengan Amar bin Qais yang terkenal dengan Ibnu
Ummi Maktum ra. [muadzdzin] bahwasannya ia berkata: “Wahai Rasulallah,
sesungguhnya di kota Madinah ini banyak hal-hal yang membahayakan dan binatang
buas.” Rasulullah saw. bersabda: “Apabila kamu mendengar: hayya ‘alash shalaaH
hayya ‘alal falaah, maka kamu harus mendatanginya.” (HR Abu Dawud)
Dari
Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Demi Dzat yang
menguasaiku. Sungguh aku benar-benar pernah bermaksud menyuruh mengumpulkan
kayu bakar. Kemudian aku memerintahkan shalat dengan mengumandangkan adzan
lebih dulu. Lalu aku menyuruh seseorang mengimami orang banyak. Kemudian aku
pergi ke rumah orang-orang yang tidak memenuhi panggilan shalat, lalu aku bakar
rumah-rumah mereka dengan mereka sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari
Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: “Barangsiapa merasa senang apabila bertemu dengan
Allah Ta’ala besok [pada hari kiamat] dalam keadaan muslim maka hendaklah ia
memelihara shalat pada waktunya, ketika mendengar suara adzan. Sesungguhnya
Allah telah mensyariatkan kepada Nabi Muhammad saw. jalan-jalan petunjuk,
sedangkan shalat itu termasuk jalan-jalan petunjuk. Seandainya kalian melakukan
shalat itu di rumah sebagai kebiasaan orang yang tidak suka berjamaah, niscaya
kalian telah meninggalkan sunah Nabi, pasti kalian sesat. Aku benar-benar
melihat di antara kita tidak ada yang meninggalkan shalat berjamaah, kecuali
orang-orang munafik yang benar-benar munafik. Sungguh pernah terjadi seorang
lelaki diantar ke masjid, ia terhuyung-huyung di antara dua orang, sampai ia
berdiri dalam shaf [barisan shalat].” (HR Muslim)
Dan
di dalam riwayat lain dikatakan: “Rasulullah saw. telah mengajarkan jalan-jalan
petunjuk yakni shalat di masjid yang terdengar adzannya.”
Dari
Abu Darda’ ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Apabila di
suatu desa atau kampung terdapat tiga orang, dan disitu tidak diadakan shalat
jamaah niscaya mereka telah dikuasai oleh setan. Oleh karena itu hendaklah kamu
sekalian selalu mengerjakan shalat dengan berjamaah sebab srigala itu hanya
menerkam kambing yang jauh terpencil dari kawan-kawannya.” (HR Abu Dawud)
Dari
Utsman bin ‘Affan ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:
“Barangsiapa yang shalat Isya’ dengan berjamaah, seolah-olah ia mengerjakan
shalat setengah malam. Dan barangsiapa yang shalat Shubuh dengan berjamaah
seolah-olah ia mengerjakan shalat semalam suntuk.” (HR Muslim)
Di
dalam riwayat Turmudzi ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa
mengerjakan shalat Isya’ dengan berjamaah, maka ia dianggap mengerjakan shalat
setengah malam, dan barangsiapa mengerjakan shalat Isya’ dan Shubuh dengan
berjamaah, maka ia dianggap mengerjakan shalat semalam suntuk.” (HR Turmudzi)
Dari
Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Seandainya manusia
mengetahui keutamaan shalat Isya’ dan shubuh tentu mereka mendatangi keduanya
[berjamaah] walaupun dengan merangkak.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari
Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada shalat yang
lebih berat bagi orang-orang munafik melebihi shalat shubuh dan isya’.
Seandainya mereka mengetahui keutamaan kedua shalat itu, niscaya mereka
mendatangi keduanya [berjamaah] walaupun dengan merangkak.” (HR Bukhari dan
Muslim)