Sabtu, 31 Januari 2015

SEJARAH PERJUANGAN ISLAM TIDAK HANYA DONGENG, MAULIDIR ROSUL MAJELIS DZIKIR WADDA’WAH

Tegal Kota ,sejarah perjuangan Islam tidak hanya Dongeng bagi para umat terutama para penerus dan umat nantinya, hal tersebut disampaikan oleh Al Habib Muhammad Lutfi bin Ali Yahya , Jumat (30/01) siang dalam Mauidhotul Hasanah pada acara Maulidur Rasul Nabi Besar Muhammad SAW yang digelar Majelis Dzikir Wadda’wah Nahjul Hidayah bertempat di kediaman Habib Abdullah Debong Tengah Kota Tegal

Hadir dalam kesempatan tersebut unsur Forkopimda Tegal dalam hal ini Wakil Walikota Drs HM Nursoleh MMPd, Kapolres Tegal Kota AKBP Bharata Indrayana,Sik bersama Kapolsek Tegal Timur Kompol M Syahri,SH serta para Habib dan ulama pengasuh pondok pesantren dari berbagai daerah serta dihadiri ribuan jamaah .

Kegiatan diawali dengan pembacaan doa dan sholawat yang dilanjutkan dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Padamu Negeri  serta sambutan dbaik dari tuan rumah selaku penyelengara serta Wakil Walikota yang mewakili walikota yang menginggatkan kembali pentingnya kerjasama antar ulama dan umarah sehingga diharapkan situasi kota Tegal dapat terjaga termasuk kesejahteraan semua lapisan masyarakat .

Lebih lanjut disampaikan oleh beliau bahwa luasnya Samudera Laut yang diibaratkan sebagai tintanya , tidak akan mampu untuk menjelaskan atau menafsirkan semua isi yang terkandung dalam Al Quran , selain itu disampaikan pula walaupun semua benda yang mengalir melalui sungai-sungai dan bermuara dilaut semua benda tersebut tidak akan mampu menuju / mencapai ketengah laut dan akan selalu menepi maupun mengotori dimana laut akan selalu bersih.

Selanjutnya menurut beliau bahwa diibaratkan hal tersebut merupakan situasi NKRI dimana unsur TNI/POLRI bersama ulama dan masyarakat bersatu dan berkeyakinan teguh tidak terpengaruh oleh hal-hal lainnya niscaya NKRI akan aman dan kondusif masyarakat akan tentram dan sejahtera.

Selain itu juga beliau menginggatkan perlunya kewaspadaan terhadap oknum yang berusaha memecah belah termasuk dengan menghilangkan sejarah perjuangan para Nabi termasuk para Wali ulama dan pejuang agama lainnya , yang mana dicontohkan beliau dimana saat ini hanya ada beberapa peninggalan para Nabi dan Rosul di Madinah , namun sejarah keluarga atau peninggalan lainnya berusaha dihilangkan termasuk diantaranya ziarah makam para Wali sebagai anggapan penyembahan berhala.

Hal ini berbeda dengan ajaran lainnya yang memiliki sejarah berikut data lengkap, dan beliau berharap dan tidak menginginkan agar hal tersebut tidak hanya menjadi sekedar Dongeng bagi para umat terutama generasi penerus kelak.

Sebelumnya disampaikan oleh KH Subhan Ma’mun Pengasuh Ponpes As-Salafiyah Luwungragi , beliau menyampaikan bilamana suatu kegiatan Maulidan tanpa kehadiran para Habib dirasakan “Kempang”, dimana para habib merupakan keturunan dan penerus ajaran nabi. namun hal tersebut tidak mengeyampingkan peranan dari para ulama lainnya dimana diibaratkan suatu burung yang dapat terbang dengan sayapnya dimana sayap kiri merupakan para ulama dan sayap kanan para Habib yang bersama-sama mensyiarkan ajaran agama islam dimasyarakat.


Hal lainnya yakni ada 3 tempat yang dapat memancarkan cahaya dan dapat terlihat  dari arsy (langit) sebagaimana mahluq bumi dapat melihat benda benda yang ada dilangit yakni Masjid yang selalu dimakmurkan oleh para jamaah , rumah yang selalu dihiasi dengan bacaan surat alquran oleh para penghuninya serta para mahluq yang dalam kehidupannya selalu berpedoman pada al quran termasuk menjalankanya dan memakmurkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar